Thursday, November 5, 2009

BERITA UTAMA : Dari Prinsip ke Gereget Sosial

Artikel berikut menyajikan informasi paling terakhir pada berita terbaru. Jika Anda memiliki minat khusus dalam berita terbaru, maka artikel informatif ini diperlukan membaca.

Kemauan politik demi kepentingan umum maupun usaha sosial dapat berlangsung dan berkembang kalau solidaritas menjadi moral kehidupan. Solidaritas bukan sekadar prinsip moral, tetapi gereget moral yang menggerakkan motivasi dari dan demi keuntungan sendiri menjadi untuk dan demi kepentingan bersama.

Perubahan iklim"bedakan dengan musibah dan bencana yang kurang melibatkan peran manusia seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi"merupakan kapstok membangun gereget. Rasa penasaran yang dipicu oleh kepentingan bersama menghadapinya sebagai ancaman berlanjut pada ajakan menjaring koalisi Indonesia menghadapi perubahan iklim. Air dan energi merupakan dua isu perubahan iklim yang berperan vital dalam kehidupan dan kelestarian Bumi. Diperlukan advokasi dan penyadaran bersama dengan media sebagai agen utama bersama mitra-mitra strategis lainnya.

Percik-percik pemikiran di atas dihasilkan dari forum terbatas, 30 orang, di Kampus Universitas Sanata Dharma, Mrican, kerja sama Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Sanata Dharma, majalah Basis, dan Perpustakaan Kolese Santo Ignatius, Yogyakarta.Dimaksudkan tidak hanya memperdalam masalah lingkungan dan melakukan ajakan moral, tidak sekadar refleksi bersama dalam kacamata teologi agama-agama tentang perubahan iklim, tetapi juga langkah-langkah konkret, di antaranya penguatan bagi upaya pelestarian alam.

Berbagai kegiatan bersama yang mengatasi segala perbedaan, termasuk perbedaan agama, dipakai sebagai titik berangkat. Sebagai langkah pertama, forum tidak dimaksud sebagai telaah ilmiah masalah lingkungan maupun telaah ilmu ketuhanan, melainkan pertemuan reflektif membangun solidaritas bersama sebagai sesama penziarah kehidupan. Perubahan iklim jadi tempat bertemu agama-agama merangkaikan solidaritas baru, mengembangkan prinsip-prinsip moral menjadi gereget baru.

Lembaga agama yang berintikan sekumpulan ajaran kerohanian berpotensi menawarkan nilai yang mendorong motivasi, termasuk dalam perkara ekologi sehingga muncul ekoteologi, tentang kedosaan manusia yang serakah ikut berperan merusak alam. Kehidupan ekologi sedang menuju kerusakan massal (holocaust). Peranan ekoteologi menjadi lebih kuat tampil kalau sudah menjadi social trust sehingga keluar dari pengotakan agama-agama.

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang telah Anda ketahui tentang berita terbaru? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan sisa paragraf?

Refleksi teologi

Gerakan hidup bersih sebagai pintu masuk membangun habitus (kebiasaan) peduli sampah ditampilkan sebagai contoh. Slogan Taruh Sampah Jadikan Berkah menjadi roh perubahan tingkah laku. Begitu juga upaya perubahan menyikapi perilaku Gunung Merapi, menyikapi keganasan mengeruk pasir di lereng Merapi, cerdas bersahabat dengan kekeringan, dan mengadvokasi penyadaran masyarakat tentang tanaman bakau untuk kelestarian lingkungan.

Lewat refleksi teologi atas perubahan iklim dengan pengalaman di atas, forum dimaksudkan sebagai penguatan atas usaha yang sudah berlangsung dengan muara gereget sosial. Membangun tidak dengan merusak jangan hanya menjadislogan mewah dan gampang diucapkan, tetapi seruan yang menyatu dengan perilaku sehari-hari.

Dipancing presentasi Sampah Menjadi Berkah (Andang Listyo), Melindungi Tanah di Lereng Merapi (Sunu Hardiyanto), Tani Menghadapi Alam yang Tidak Ramah (Budi Widianarko), dilengkapi kupasan daridisiplin ekonomi, sosial, politik, dan teologi agama-agama, forum sehari yang digagas B Kieser dan GP Sindhunata itu berlangsung intensif dan produktif. Dalam diskusi kelompok maupun pleno tidak saja terbangun kesadaran dan bela rasa tentang kerusakan Bumi dan perubahan iklim, tetapi juga kesepakatan konkret membangun gereget sosial.

Reportase forum disampaikan dalam empat tulisan di halaman edisi Fokus Kompas kali ini,dengan penekanan tantangan ekologis yang mengancam kelestarian alam. Alam tidak harus ditempatkan sebagai musuh yang harus dihabisi,sebaliknya harus diakrabi. Juga, bagaimana semangat agama-agama tidak hanya berbicara tentang akhirat, melainkan di sini dan kini, tidak hanya di kekhusyukan beribadat, tetapi juga dalam perubahan perilaku, terutama di tengah potensi kerusakan Planet Bumi yang seolah-olah sedang berarak menuju holocaust. (STS)

Jadi sekarang Anda tahu sedikit tentang berita terbaru. Bahkan jika Anda tidak tahu segalanya, Anda telah melakukan sesuatu yang berharga: Anda telah memperluas pengetahuan Anda.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks