Thursday, November 5, 2009

BISNIS & KEUANGAN : Setop Harga Semen Rp 1 Juta Per Zak

Ketika Anda belajar mengenai sesuatu yang baru, mudah untuk merasa kewalahan oleh jumlah semata-mata informasi yang relevan yang tersedia. Artikel informatif ini akan membantu Anda berfokus pada titik pusat.

Muncul 45 program menjadi agenda utama dalam 100 hari kerja dari Kabinet Indonesia Bersatu II. Ada 15 program di antaranya yang merupakan program prioritas yang harus dituntaskan segera. Di luar isu politik dan hukum, revitalisasi industri strategis dan peningkatan daya listrik bagian dari prioritas tadi.

Saat menyampaikan program pemerintahnnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta, Kamis (5/11), saat menekankan sektor produksi dan ketahanan pangan serta revitalisasi pabrik pupuk dan gula menjadi prioritas lainnya di bidang ekonomi.

Selain itu, penggunaan tanah dan tata ruang, penyelesaian cetak biru pengembangan infrastruktur, pengucuran kredit usaha rakyat dan pendanaan pembangunan serta investasi juga menjadi prioritas utama. Semuanya demi mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai. Lebih makro lagi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hidup senang dan nyaman.

Program jelas penting, tetapi apa maknanya bagi kebahagiaan masyarakat? Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, prioritas bidang ekonomi itu, antara lain, dalam bentuk penguatan konektivitas antarkepulauan yang diharapkan bermuara pada peningkatan kelancaran arus barang serta pengurangan disparitas harga kebutuhan masyarakat.

Hatta mencontoh pentingnya sebuah konektivitas yang kuat. Seandainya diusulkan pembangunan jembatan antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, hal itu bukan dikategorikan prioritas pemerintah dibandingkan jembatan yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Cetak biru pengembangan infrastruktur fisik ini akan dirampungkan.

Konektivitas dipandang krusial untuk mempercepat arus barang yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dan Surabaya, misalnya, Madura diharapkan berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru.

Di luar aspek infrastruktur fisik, konektivitas juga diperkuat dengan konsep intermoda, misalnya dengan meningkatkan ketersediaan angkutan laut, darat, dan udara. Dengan konektivitas itu diharapkan tidak terjadi lagi disparitas harga yang terlalu ekstrem, misalnya di Papua, harga satu zak semen Rp 1 juta atau harga bahan bakar minyak menjadi Rp 20.000 per liter. Hal ini menjadi perhatian Presiden agar diselesaikan, kata Hatta. Intinya, pemerintah berniat menghentikan adanya harga semen yang tidak rasional tadi.

Penguatan konektivitas itu juga berkaitan dengan pengembangan sektor perdagangan, perindustrian, dan pertanian. Konektivitas antarkawasan dan antarsektor itu diyakini juga akan mengurangi biaya tinggi ekonomi. Dalam revitalisasi industri akan dikembangkan kluster- kluster industri termasuk kluster pertanian. Jadi, di beberapa daerah akan menjadi kluster pertanian, misalnya daerah Merauke, akan dikembangkan menjadi satu sentra pertanian dengan tetap memerhatikan masalah lingkungan, ujar Hatta.

Anda mungkin tidak mempertimbangkan segala sesuatu yang baru saja Anda baca untuk menjadi informasi penting tentang berita terbaru. Tapi jangan kaget jika Anda menemukan diri Anda sendiri mengingat dan menggunakan informasi ini dalam beberapa hari mendatang.

Bagian dari program itu, pemerintah juga akan meresmikan 90 pasar tradisional yang telah direvitalisasi di sejumlah daerah di Indonesia. Itu termasuk dalam program UMKM 100 hari, lanjut Hatta.

Enam sektor

Tentu semua program itu perlu pembenahan peraturan yang ada. Pemerintah sudah menegaskan akan membenahi tata aturan terkait dengan pengembangan sektor infrastruktur, transportasi, energi, pangan, usaha kecil menengah dan koperasi, serta industri dan jasa.

Keenam sektor itu diharapkan menjadi lokomotif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sedikitnya 7 persen di akhir 2014, ujar Hatta. Pembenahan tata aturan dibutuhkan untuk mengatasi adanya sumbatan atau hambatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen.

Hatta mencontohkan di sektor energi, percepatan pembangunan pembangkit listrik yang tidak bergantung pada pembiayaan PLN atau pemerintah menjadi persoalan mendesak.

Artinya harus ada kebijakan yang memungkinkan tumbuhnya IPP (independent power producer/proyek listrik swasta) secara sehat. Sekarang kan tidak sehat, ada sekitar 50 izin yang baru berjalan kurang dari 20 persen. Itu pun mengalami hambatan besar dengan masalah tarif dan lain-lain, ujarnya.

Dalam pembangunan infrastruktur, akuisisi lahan menjadi hambatan yang amat memengaruhi minat investasi. Diperlukan kekuatan hukum untuk melindungi pelepasan hak oleh rakyat dengan ganti untung. Di sisi lain, kepastian hukum juga dibutuhkan oleh investor agar prosesnya tidak berbelit-belit.

Untuk itu tidak hanya perlu Keputusan Presiden, tetapi UU. Para pemangku kepentingan malah mengatakan perlunya peraturan pemerintah pengganti UU karena sudah sangat mendesak dan butuh cepat. Nanti kita lihat seperti apa, yang pasti akan ada revisi UU, pembuatan UU baru, revisi peraturan pemerintah, dan pembuatan keputusan menteri dan lain-lain, kata Hatta.

Presiden Yudhoyono menegaskan, Dalam 100 hari, kami rumuskan mekanisme, kalau ada konflik UU bagaimana revisinya. Harapan kami lima tahun mendatang lebih banyak lahan-lahan yang bisa digunakan untuk kepentingan perekonomian yang produktif dan membawa manfaat bagi rakyat kita.

Sebagaimana Rembuk Nasional yang mempertemukan semua pemangku kepentingan, maka soal aturan yang tumpang tindih juga perlu pematangan. Awal Desember akan ada pertemuan para gubernur seluruh Indonesia. Itu akan kami sinkronisasikan dengan upaya kami untuk merumuskan, kami bicara nanti secara praktik, UU sudah ada, peraturan pemerintah sudah ada, tetapi de facto masih sering terjadi ketidaksesuaian antara pusat dan daerah, kata Presiden. Kita menunggu.(day/ppg/har)

Sekarang Anda bisa menjadi ahli percaya diri pada berita terbaru. OK, mungkin bukan seorang ahli. Tapi Anda harus memiliki sesuatu untuk membawa ke meja lain kali Anda bergabung dengan diskusi pada berita terbaru.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks