Sunday, November 8, 2009

BISNIS & KEUANGAN : Swasembada Daging Sapi 2014

Artikel berikut mencakup topik yang baru-baru ini pindah ke tengah panggung - setidaknya itu tampaknya seperti itu. Jika Anda berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.

Yogyakarta, Kompas - Departemen Pertanian menargetkan swasembada daging sapi secara bertahap pada tahun 2014. Melalui sejumlah program, penyediaan daging sapi dari dalam negeri diproyeksikan meningkat dari 67 persen pada tahun 2010 menjadi 90 persen pada 2014.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, upaya swasembada daging sapi akan ditempuh melalui sejumlah program, di antaranya memperbanyak jumlah populasi sapi induk melalui program kredit usaha pembibitan sapi.

Selain itu juga memanfaatkan lahan-lahan yang masih potensial digunakan untuk peternakan dan meningkatkan jumlah kelahiran anak sapi menjadi 100.000 ekor dalam lima tahun.

Dengan berbagai upaya ini, populasi sapi potong ditargetkan meningkat dari 12 juta ekor pada tahun 2009 menjadi 14,6 juta ekor pada tahun 2014, kata Suswono. Hal ini disampaikannya saat memaparkan rencana strategis kecukupan daging sapi 2010-2014 dalam seminar nasional pengembangan ternak potong untuk mewujudkan program kecukupan/swasembada daging di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu (7/11).

Program swasembada daging sapi telah ditargetkan sebelumnya, yaitu pada 2005, kemudian direvisi menjadi tahun 2010.

Selama periode 2005-2009, Indonesia masih mengimpor 40 persen total kebutuhan daging sapi yang pada tahun 2009 mencapai 322,1 ribu ton.

Meskipun populasi sapi potong dari tahun 2005 hingga tahun 2009 meningkat sebanyak 4,4 persen per tahun, populasi sapi potong dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi.

Dari berbagai kerja sama, baik dalam maupun luar negeri, Departemen Pertanian menargetkan hasil sebanyak 50.000 sapi dalam lima tahun.

Di bidang pemanfaatan lahan potensial, integrasi perkebunan sawit dengan peternakan sapi diproyeksikan dapat menghasilkan 50.000 sapi dalam lima tahun.

Belum berkembang

Suswono juga menyebutkan rencana pemanfaatan lahan telantar untuk pengembangan peternakan dan pertanian. Saat ini lahan telantar di Indonesia mencapai 7,13 juta hektar.

Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke berita terbaru daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.

Salah satu masalah dalam peternakan adalah terbatasnya pemanfaatan lahan potensial sebagai basis budidaya sapi.

Selain itu, kegiatan pembibitan sapi pun belum berkembang karena keterbatasan permodalan di kalangan peternak.

Pada tahun 2007 usaha pembibitan sapi hanya berjumlah tiga unit dan pada tahun 2008 meningkat menjadi enam unit. Akibatnya, saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar satu juta sapi induk.

Guru besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Endang Baliarti, mengatakan, pendampingan pada peternak rakyat sangat penting untuk mencapai swasembada daging sapi.

Hal ini mengingat lebih dari 90 persen ternak sapi dipelihara oleh sekitar 6,5 juta rumah tangga di pedesaan dengan pengetahuan peternakan yang minim.

Banyak dari peternak sapi potong itu juga telah berusia tua, dengan tingkat pendidikan lulusan sekolah dasar sehingga pengetahuan mereka pun terbatas.

Endang juga menekankan pentingnya penyediaan pakan lokal. Areal perkebunan serta hutan bisa menjadi sumber pakan sapi yang sangat potensial.

Pada awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, program swasembada daging sapi ditargetkan pada tahun 2005, kemudian direvisi menjadi tahun 2010.

Namun, tahun 2010 hal itu juga tidak akan tercapai karena tidak mungkin dalam dua tahun ditambah populasi bibit sapi 1 juta ekor. Selain tidak ada dana, bibit juga tidak ada.

 

Menteri Pertanian sebelumnya, Anton Apriyantono, mengakui, program swasembada daging sapi gagal dicapai. Kita tidak perlu malu mengakuinya, kata Anton ketika masih menjabat Menteri Pertanian.

Gagalnya program swasembada daging sapi karena laju pertambahan populasi kalah cepat dibandingkan dengan konsumsi. (IRE)

Sekarang mungkin saat yang tepat untuk menuliskan poin utama dibahas di atas. Tindakan meletakkannya di atas kertas akan membantu Anda mengingat apa yang penting tentang berita terbaru.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks