Saturday, November 7, 2009

BERITA UTAMA : Butuh Rp 2.000 Triliun

Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu telah mengatakan tentang berita terbaru? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari informasi baik pakar-pakar dengan pengetahuan khusus tentang berita terbaru.

Jakarta, Kompas - Pemerintah butuh dana investasi hingga Rp 2.000 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen dalam lima tahun ke depan. Pertumbuhan untuk mengatasi pengangguran dan memberantas kemiskinan.

Namun, dari kebutuhan itu, pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hanya mampu 20 persen atau Rp 400 triliun. Sisanya, 80 persen atau Rp 1.600 triliun, dibutuhkan dana dari sektor usaha swasta dalam dan luar negeri, termasuk badan usaha milik negara.

Wakil Presiden Boediono menyatakan hal itu dalam penjelasannya kepada pers seusai shalat Jumat di Masjid Baitulrachman, Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (6/11). Ini adalah keterangan pers pertama Boediono seusai dilantik menjadi wakil presiden pada 20 Oktober lalu. Ia didampingi Staf Khusus Bidang Ekonomi Mohammad Ikhsan, Staf Khusus Media Massa Yopie Hidayat, dan Sekretaris Wakil Presiden Tursandi Alwi.

Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke berita terbaru daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.

Kekurangannya harus berasal dari masyarakat sendiri, di antaranya dunia usaha serta masyarakat umum, seperti petani dengan skala masing-masing. Kita menginginkan partisipasi dari dunia usaha nasional. Itulah sasaran kita. Namun, itu belum juga cukup, ujarnya.

Menurut Boediono, kalaupun harus memobilisasi semua kekuatan lain, tentu tidak akan cukup. Karena itu, kita harus membuka partisipasi dari luar, ucap Boediono.

Namun, syarat lainnya, inflasi juga harus stabil di kisaran 4-6 persen setiap tahun. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga harus stabil di angka Rp 9.250-Rp 9.750 per dollar AS, katanya.

Boediono mengatakan, agar syarat-syarat itu dapat memenuhi, pemerintah harus memastikan terwujudnya tujuh faktor penting. Ketujuh faktor itu adalah kepercayaan kepada pemerintah, sistem investasi yang mendukung, dukungan ketahanan sosial, infrastruktur yang memadai, juga jaminan pasokan energi. Perwujudan lainnya adalah jaminan keamanan dan pertahanan negara serta ketahanan pangan nasional, paparnya.

Soal pengangguran, Boediono menyatakan, angka pengangguran terbuka yang kini sebesar 8,1 persen harus turun menjadi 5-6 persen dalam lima tahun mendatang. Kemudian angka penduduk miskin harus turun dari 14 persen menjadi 8-10 persen.(har/MAS/FAJ)

Apakah benar-benar ada informasi tentang berita terbaru yang nonesensial? Kita semua melihat segala sesuatu dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk satu mungkin penting untuk yang lain.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks