Wednesday, November 11, 2009

HUMANIORA : KILAS IPTEK

Artikel ini menjelaskan beberapa hal tentang berita terbaru, dan jika Anda tertarik, maka ini patut dibaca, karena Anda tidak pernah tahu apa yang Anda tidak tahu.

Studi DNA Manusia pada Binatang Dimulai Lagi

Anda mungkin tidak mempertimbangkan segala sesuatu yang baru saja Anda baca untuk menjadi informasi penting tentang berita terbaru. Tapi jangan kaget jika Anda menemukan diri Anda sendiri mengingat dan menggunakan informasi ini dalam beberapa hari mendatang.

Para ilmuwan Inggris kembali menuai kritik pedas dari kalangan pemerhati etika. Hari Selasa lalu mereka mengumumkan rencana baru untuk menggelar eksperimen menggunakan DNA manusia pada binatang. Meskipun praktik hampir sama pernah dilakukan beberapa tahun terakhir, seperti menumbuhkan organ manusia di dalam tubuh binatang, para ahli di Academy of Medical Sciences merasa perlu menjelaskan lagi kepada publik bahwa melihat fenomena di laboratorium sangatlah diperlukan. Mungkin terdengar menjijikkan, tetapi mungkin lebih baik dilakukan apalagi bila mengarah pada pengobatan terhadap sesuatu yang mengerikan, kata Robin Lovell-Badge, seorang ahli sel punca (stem cell) pada Britains National Institute for Medical Research, sekaligus anggota kelompok studi tersebut. Pada pertemuan dengan media di London, Lovell-Badge menegaskan, ada dua jenis eksperimen, yaitu mengubah gen-gen binatang dengan menambahkan DNA manusia atau memindahkan rangkaian/urutan gen khusus binatang dengan gen manusia. Beberapa tahun lalu gen-gen manusia telah dimasukkan ke dalam tubuh tikus untuk membuat pemodelan down syndrome, yang diperlukan para ilmuwan untuk mempelajari bagaimana kelainan itu berkembang. Tujuannya, menemukan cara penanganan yang lebih baik. Mereka juga mencoba menumbuhkan organ manusia ke dalam binatang sehingga suatu hari bisa mencangkokkan lagi ke dalam tubuh manusia, seperti tikus yang bisa digunakan sebagai cikal bakal menumbuhkan daun telinga manusia. Ada banyak alasan bagus untuk melakukannya, tetapi barangkali mengganggu bagi sebagian orang, kata Lovell-Badge. Dua tahun lalu kontroversi juga muncul di Inggris setelah para ilmuwan mengumumkan rencana membuat embrio manusia menggunakan sapi dan kelinci. Beragam kritik bernada kutukan langsung muncul meskipun para ilmuwan menjelaskan bahwa embrio-embrio tersebut akan mati dengan sendirinya dalam usia 14 hari. Lagi pula, embrio-embrio itu hanya digunakan untuk membantu ilmuwan mempelajari cara membuat sel punca manusia. David King, direktur pada Human Genetics Alert, sebuah lembaga pengawasan independen, menyatakan ketidakyakinannya bahwa sejumlah eksperimen tersebut diperlukan. Ini contoh klasik dari sains yang bergerak cepat, katanya. (AP/GSA)

Sekarang Anda bisa menjadi ahli percaya diri pada berita terbaru. OK, mungkin bukan seorang ahli. Tapi Anda harus memiliki sesuatu untuk membawa ke meja lain kali Anda bergabung dengan diskusi pada berita terbaru.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks