Sunday, November 8, 2009

NUSANTARA : Warga Dua Desa Saling Ancam Lagi

Yang terbaik untuk mengambil tindakan kadang-kadang tidak jelas sampai Anda telah terdaftar dan dianggap sebagai alternatif Anda. Paragraf berikut akan membantu Anda dalam petunjuk untuk apa yang menurut para pakar signifikan.

Bima, Kompas - Kondisi warga dua desa di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, masih tegang. Ketegangan antara Desa Renda dan Desa Ngali terjadi menyusul pertikaian lanjutan, Jumat (6/11) pukul 16.00 Wita. Sikap saling ancam pun terus terjadi.

Warga kedua belah pihak saling memanggil untuk berperang di lapangan terbuka. Kondisi ini membuat aktivitas masyarakat setempat sangat terganggu.

Kepala Desa Ngali Imam Sajuhudi di Ngali, Bima, Sabtu (7/11), mengatakan, pertikaian antara Desa Ngali-Renda kembali terjadi, Jumat (6/11) pukul 16.00 Wita. Pertikaian meletus setelah dua peleton Brimob dari Polres Bima yang ditugaskan berjaga di Ngali pulang ke Markas Polres sekitar pukul 15.30 Wita.

Peristiwa pada hari Jumat terjadi setelah aparat keamanan ditarik dari desa. Kedua belah pihak saling memanggil melalui pesan singkat (SMS) telepon seluler untuk berperang. Setelah kedua warga desa sepakat, kelompok warga dari dua desa itu menuju lokasi yang ditentukan bersama.

Pihak warga Desa Ngali menyeberang Bukit Wadu Nocu, yang membatasi kedua desa. Di puncak bukit itu, pemimpin perang Ngali mengangkat ben- dera merah, lalu disambut pemimpin perang Desa Renda dengan mengangkat bendera merah juga. Perang pun tidak terhindarkan lagi.

Imam membantah terjadi korban jiwa berupa luka tembak di pihak warga Ngali. Pertikaian itu tidak berlangsung lama karena hari mulai gelap.

Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan bahwa Anda sepenuhnya informasi tentang berita terbaru, terus membaca.

Sahudin (23), warga Renda, mengatakan, satu korban luka tembak di bagian kaki dari warga Ngali, tetapi tidak diakui warga Ngali. Kini, korban luka tembak sedang dirawat di RSUD Bima.

Menggunakan SMS

Awalnya, pihak Ngali mengirim SMS melalui handphone kepada pihak Renda. Isi SMS itu berupa ajakan berperang. Warga Renda pun menyatakan siap melayani permintaan warga Ngali.

Seorang warga Ngali yang sedang berlari menuju Desa Renda terjatuh setelah bagian pahanya tertembak peluru senapan rakitan dari warga Renda.

Ketua Badan Pembina Desa Renda Sersan Mayor Sarja mengatakan, pihak Ngali yang selalu memulai penyerangan itu. Namun, pihak Ngali lalu menuduh warga Renda. Selama ini saya amati, orang Renda bersifat menunggu. Kalau mereka diserang pasti akan membalas. Warga Renda pun tidak mau ditindak semena-mena, kata Sarja.

Pertikaian serupa juga terjadi pada Kamis (5/11). Saat itu seorang perempuan, Ny Jabiah (80), dinyatakan tewas tertembak. Akan tetapi, Kepala Desa Ngali Imam Sajuhudi membantah, penembakan terhadap Jabiah dilakukan warga Ngali.

Imam menegaskan, warga Ngali tidak akan berhenti perang selama tuntutan mereka belum terpenuhi. Tuntutan itu, antara lain, sweeping berbagai jenis senjata dari kedua pihak, pembangunan pos pengamanan di perbatasan kedua desa, dan sweeping identitas penduduk yang masuk keluar Ngali dan Renda.

Menurut Kabag Bina Mitra Polres Bima AK Mandra, polisi telah melakukan apa yang diminta warga. Namun, ketika polisi merealisasikannya, warga menolak. Mereka justru bersitegang dengan aparat keamanan.(KOR)

Sekarang Anda dapat mengerti mengapa ada bunga yang tumbuh dalam berita terbaru. Ketika orang mulai mencari informasi lebih lanjut tentang berita terbaru, Anda akan berada dalam posisi untuk memenuhi kebutuhan mereka.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks