Friday, November 6, 2009

YOGYAKARTA : Kembalikan Ikon Budaya Malioboro

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa sebenarnya dengan berita terbaru? Laporan informatif ini dapat memberikan wawasan tentang segala sesuatu yang Anda pernah ingin tahu tentang berita terbaru.

Yogyakarta, Kompas - Peran Jalan Malioboro sebagai ikon budaya Yogyakarta yang mulai luntur akan dihidupkan lewat Malioboro Festival. Festival yang baru pertama kali digelar dan rencananya digelar tiap tahun ini akan dijadikan agenda wisata bertaraf internasional. Namun, upaya menjadikannya kawasan pedestrian terganjal persoalan parkir.

Malioboro Festival, 6-8 November, akan menjadi wahana apresiasi seni, gelar musikal, dan berbagai pameran. Malioboro Festival diawali karnaval menampilkan beragam seni budaya tradisional hingga modern. Masyarakat memadati Jalan Malioboro untuk menyaksikan festival yang akan dijadikan agenda tahunan.

Rangkaian karnaval, antara lain, menampilkan perkusi anak tani, parade memedi sawah, jatilan Puteri Menoreh, dan reog kolosal Wirotomo Muda. Pelaksana Tugas Harian Kepala Dinas Pariwisata DIY Ferida Fita berharap, dengan festival ini, kawasan Malioboro bisa tetap dipandang sebagai kawasan heritage serta lokasi tujuan wisata, selain sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Rangkaian festival juga dimeriahkan seni mural di jalanan, festival band indie, dan peragaan busana. Menurut Ketua Panitia Malioboro Festival Wahyudi, Malioboro Festival potensial mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara. Kunjungan wisatawan dipastikan akan melonjak jika Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor dan menjadi kawasan pedestrian (pejalan kaki).

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang telah Anda ketahui tentang berita terbaru? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan sisa paragraf?

Rencana pembangunan kawasan pedestrian Malioboro masih terkendala kantong-kantong parkir yang belum tersedia. Tiap hari saja tercatat sekitar 5.000 kendaraan roda empat memadati Jalan Malioboro. Meskipun telah didiskusikan selama 15 tahun terakhir, persoalan pembangunan kantong parkir belum juga mendapatkan solusi. Dinas Pariwisata DIY akan secara bertahap membangun Malioboro sebagai kawasan pedestrian. Ciptakan keseimbangan

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Paku Alam IX menyatakan, kebudayaan tidak hanya melahirkan suasana damai, tetapi kesantunan, kelembutan, ketenangan batin, dan harmoni. "Festival perlu dikembangkan untuk membendung arus besar budaya global sehingga tercipta keseimbangan," kata Sultan.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Djoko Dwiyanto menegaskan, kelestarian budaya akan terdongkrak dengan semakin banyaknya gelaran pentas budaya seperti Maliboro Festival. Menurut Djoko, semua seniman di DIY siap terlibat dalam beragam promosi wisata lewat kebudayaan Yogyakarta. Tak hanya budaya tradisional, Yogyakarta pun kaya dengan budaya modern. (WKM)

 

 

Artikel ini cakupan informasi selengkap dapat hari ini. Tetapi Anda harus selalu masih terbuka kemungkinan bahwa penelitian masa depan dapat mengungkap fakta-fakta baru.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks