Sunday, November 8, 2009

NEWS : Dari Pemalsuan Kartu Kredit ke Pedagang Gadungan di Internet

Ketika kebanyakan orang berpikir dari berita terbaru, apa yang muncul dalam pikiran adalah dasar biasanya informasi yang tidak terlalu menarik atau menguntungkan. Tapi ada lebih banyak ke berita terbaru dari sekadar dasar.

BANDUNG, KOMPAS.com - Banyak pengguna Internet di luar negeri yang menjadi korban kejahatan melalui dunia maya (cyber crime) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku di Indonesia. Interpol Indonesia mengaku banyak menerima laporan dan pengaduan dari pengguna Internet di negara lain yang merasa ditipu oleh orang yang mengaku pedagang di Indonesia.

"Menurut keterangan para korban, mereka telah ditawari barang oleh pedagang di Indonesia melalui Internet, namun ketika sudah membayar uang muka (down payment), orang yang mengaku pedagang itu menghilang," kata Sekretaris National Central Bureau (NCB)-Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Halba Rubis Nugroho, di Bandung, Kamis (5/11).

"Setelah buyer membayar DP sekian persen, pembeli itu menghilang dan tidak bisa dikontak," ujarnya di Bandung.

Semakin banyak informasi otentik tentang berita terbaru Anda tahu, semakin besar kemungkinan orang untuk mempertimbangkan Anda a berita terbaru ahli. Baca terus untuk bahkan lebih berita terbaru fakta bahwa Anda dapat berbagi.

Menurutnya, tren cyber crime di Indonesia kini mulai berubah. Dahulu, pelaku cyber crime modusnya memakai kartu kredit orang lain untuk membeli barang dari luar negeri. "Nah kini sebaliknya. Banyak korban dari luar negeri justru yang tertipu dengan pedagang palsu dari Indonesia saat transaksi via Internet," ujarnya di Bandung.

Dia menghimbau agar semua pihak berhati-hati sebelum transaksi via dunia maya. Selain itu, sebelum melakukan transaksi, baiknya melaporkan dahulu kepada NCB melalui www.interpol.go.id. "Dengan laporan itu, nanti kami akan mengecek si pedagang itu apa benar atau fiktif. Dan begitu juga sebaliknya," ucapnya.

Di tempat yang sama, Kanit V/Cyber Direktorat II Bareskrim Mabes Polri Komisaris Beras Petrus Golose menuturkan, Indonesia pernah tercatat sebagai negara yang paling banyak tindak cyber crime-nya.

"Itu secara kuantitas. Namun secara kualitas, Amerika nomor satu karena dari aksi cyber crime itu, 85 persen IP Protokolnya dari Amerika. Yang 15 persen tersebar di seluruh dunia," katanya. Menurutnya, sejak 2006 hingga 2009, telah ada banyak korban dari 49 negara di dunia yang mengaku menjadi korban cyber crime oleh orang Indonesia.

Selain itu, dia menambahkan, pekerjaan menyidik cyber crime tergolong unik. Pasalnya, tidak diketahui pelakunya. "Paling yang ketemu komputernya. Dan untuk menangani kasus cyber crime di Indonesia itu, kami baru punya 20 orang," katanya.

Saya harap membaca informasi di atas adalah menyenangkan dan pendidikan baik untuk Anda. Proses belajar Anda harus terus-menerus - semakin Anda mengerti tentang subjek apapun, semakin Anda akan dapat berbagi dengan orang lain.



0 comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Backlink Lists|Free Backlinks backlink Free Automatic Link Free Backlink Lists|Free Backlinks